UCAPAN Guru Beban Negara Viral, Sri Mulyani Sebut Hoaks

oleh -81 Dilihat

BERITA EMPAT LAWANG – Viral di media sosial ucapan Menteri Keuangan Sri Mulyani  yang menyebut ‘Guru Beban Negara’ menuai sorotan tajam.

Atas ucapan yang viral itu, Sri Mulyani pun memberikan keterangannya.

Sri Mulyani menyebut kata-kata yang viral itu adalah hoaks.

Bahkan terungkap pidato aslinya saat membicarakan perihal gaji guru di Tanah Air.

Melalui Instagramnya, Sri Mulyani membantah tegas sudah menyebut guru  sebagai beban negara.

Ia menegaskan, potongan video yang beredar luas di masyarakat yang menarasikan seolah Menkeu mengatakan hal tersebut, adalah berita palsu atau hoaks.

“Potongan video yang menampilkan seolah-olah saya guru  adalah beban negara itu hoaks,” katanya  lewat akun Instagram resminya dilansir Sripoku.com Rabu (20/8/2025).

Sri Mulyani menuturkan, video tersebut adalah hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidatonya dalam “Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia” di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, pada 7 Agustus lalu.

Marilah kita bijak dalam bermedia sosial,” ucapnya

engutip kanal YouTube KompasTV, dalam forum tersebut Sri Mulyani sebenarnya tidak hanya berbicara tentang gaji guru

Secara garis besar,Sri Mulyani berpidato tentang peran APBN dalam bidang sains, teknologi, riset, dan pendidikan.

Dalam pidato berdurasi kurang lebih 20 menit, ia memulai dengan menyampaikan 20 persen dari anggaran APBN dialokasikan untuk pendidikan.

“Tahun ini jumlahnya Rp750 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat ekosistem pendidikan,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Kemudian, ia menyinggung tentang demonstrasi guru dan dosen terkait tunjangan kinerja yang terjadi beberapa bulan lalu.

Namun menurut Sri Mulyani Intelektualitas, prestasi, dan kepandaian bukanlah masalah “azas sama rata, sama rasa”. Dosen juga harus diukur kinerjanya.

“Inilah salah satu ujian bagi Indonesia: apakah kita ingin memberi penghargaan berdasarkan prestasi (rewarding achievement), atau hanya mendistribusikan anggaran demi kesetaraan? Menurut saya, ini desain insentif yang harus didiskusikan oleh perguruan tinggi, agar anggaran pendidikan benar-benar menghasilkan manfaat,” tuturnya.

Selanjutnya, perempuan yang menjabat Menteri Keuangan  di era tiga presiden itu menjelaskan tentang pengelolaan APBN pendidikan yang dibagi menjadi tiga kluster besar.

Kluster pertama, untuk murid hingga mahasiswa. Ini mencakup biaya operasional sekolah per kapita, beasiswa PIP, KIP Kuliah, beasiswa pascasarjana, hingga program pendidikan usia dini (PAUD).

Kluster kedua, untuk guru dan dosen. Anggaran ini digunakan mulai dari gaji hingga tunjangan kinerja.

Di momen inilah Sri Mulyani  bicara tentang gaji guru  yang menjadi salah satu tantangan keuangan negara.

“Banyak di media sosial beredar keluhan bahwa menjadi guru  atau dosen tidak dihargai karena gajinya kecil. Ini memang salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semua harus ditanggung negara, atau ada juga partisipasi dari masyarakat?,” kata Sri Mulyani

Sedangkan kluster ketiga, untuk sarana dan prasarana pendidikan. Termasuk revitalisasi sekolah rusak, pembangunan sekolah rakyat untuk anak miskin, pembangunan kampus, laboratorium penelitian, hingga rumah sakit pendidikan.

Ia lalu melaporkan Indonesia kini memiliki Dana Abadi Pendidikan senilai Rp154,11 triliun, ditambah Rp20 triliun tahun ini menjadi Rp175 triliun.

Dana abadi itu digunakan untuk memberi beasiswa serta mendanai ribuan proyek riset di bidang sains, teknologi, dan industri strategis.

Selain beasiswa dan riset, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal berupa supertax deduction untuk penelitian.

“Bapak dan Ibu sekalian, kami telah menyiapkan beasiswa, pembangunan, pendanaan riset, serta skema yang fleksibel agar penelitian bisa berjalan. Sekarang saatnya Anda semua melakukan bagian Anda. Jadilah unggul, berprestasi, dan dorong Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” tandas Sri Mulyani.

 

 

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.