Gerakan Numerasi Nasional, Fondasi Penting untuk Masa Depan Bangsa

oleh -134 Dilihat

BERITA EMPAT LAWANG – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional (GNN) dengan slogan “Mahir Numerasi, Majukan Negeri”.

Program ini digagas sebagai upaya memperkuat kemampuan dasar matematika dan numerasi di kalangan pelajar Indonesia.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa numerasi bukan sekadar materi pelajaran, melainkan keterampilan fundamental yang menjadi penopang penguasaan ilmu lain.

“Numerasi ibarat akar pohon. Jika akarnya kuat, batang dan cabangnya akan kokoh. Hampir semua aspek kehidupan, termasuk pengembangan sains dan teknologi, membutuhkan kemampuan numerasi,” ujar Mu’ti saat peresmian GNN di SDN Meruya Selatan 04 Pagi, Jakarta, Selasa (19/8).

Menurut Mu’ti, kemampuan matematika dan numerasi akan mempersiapkan generasi muda menghadapi persaingan global.

“Numerasi itu pondasi. Anak-anak dengan penguasaan numerasi yang baik akan lebih siap berpikir kritis dan menyelesaikan persoalan,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Ia menekankan bahwa GNN harus menjadi gerakan bersama, bukan hanya program pemerintah.

“Gerakan ini perlu didukung guru, orang tua, hingga masyarakat. Kami di DPR siap mengawal agar budaya numerasi membentuk generasi yang analitis dan kritis,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), Nunuk Suryani, menilai GNN sebagai langkah strategis untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran.

“Numerasi membuka jalan bagi anak Indonesia agar terbebas dari keterbatasan akses pendidikan. Ini gerakan partisipatif, melibatkan sekolah hingga desa, sehingga dampaknya lebih inklusif,” ujarnya.

Peluncuran GNN juga dirangkaikan dengan pembukaan Bimbingan Teknis Calon Fasilitator Nasional Matematika GEMBIRA serta peresmian Taman Numerasi di 16 provinsi, 156 sekolah, dan 13 desa secara simbolis.

Program ini diharapkan berkembang lebih luas di tahun-tahun mendatang.

“Numerasi bukan hanya keterampilan akademik, tetapi juga budaya berpikir logis, kritis, dan analitis yang harus melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia,” tutup Nunuk.

No More Posts Available.

No more pages to load.